PENGERTIAN
Persemaian atau Pembibitan adalah
suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan
perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah ditetapkan dalam rangka
memproduksi/menghasilkan bibit.
JENIS
PERSEMAIAN
Berdasarkan waku penggunaan tempatnya,
persemaian dibedakan menjadi :
A. Persemaian Sementara/Sederhana
Persemaian
sementara umumnya tidak terlalu luas dan hanya digunakan untuk memproduksi
bibit beberapa kali saja. Umumnya digunakan jangka waktu s/d 3 tahun. Letaknya
disesuaikan dengan areal yang akan ditanami, berpindah – pindah mendekati
lokasi penanaman. Bentuk
bangunan sederhana.
Keuntungan Persemaian sementara :
- Biaya
pengangkutan bibit yang dikeluarkan lebih murah karena lokasi pembibitan
dibangun dekat dengan lokasi penanaman.
- Kondisi
ekosistem di pembibitan mirip dengan di lapangan sehingga bibit tidak
mengalami stress setelah dipindah ke lapangan.
Kerugiannya :
- Kadang hasil yang diperoleh kurang memuaskan karena
kurangnya tenaga terlatih
- Biaya pengawasan mahal karena tersebarnya tempat dan
pekerja.
B.
Persemaian
Permanen/Tetap
Persemaian
permanent umumnya berukuran luas, digunakan dalam periode waktu yang lama.
Benyuk bangunannya dibuat modern dan bersifat permanent, membutuhkan biaya
tinggi. Jika diperhitungkan jatuhnya harga bibit secara keseluruhan dalam
jangka panjang menjadi lebih murah.
Keuntungan Persemaian Permanen :
- Pengawasan
dan administrasi bibit lebih mudah dan efisien dengan tenaga terlatih
karena tempatnya tidak menyebar.
- Penerapan
teknologi persemaian lebih mudah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas
tanaman
Kerugiannya :
- Biaya
transportasi bibit mahal terutama untuk lokasi tanam yang jauh dari
persemaian
- Prosentase
kerusakan bibit dalam transportasi tinggi.
PEMILIHAN
LOKASI PERSEMAIAN
Pemilihan
lokasi persemaian merupakan tahapan yang penting karena menentukan tingkat
keberhasilan dalam produksi bibit.
Pemilihan lokasi
persemaian sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
·
Aksesibilitasnya
tinggi (mudah dijangkau dengan kendaraan roda 4)
·
Dekat
dengan sumber air/tersedia air sepanjang musim
·
Topografi
relative datar 0 – 5%
·
Drainase baik dan bebas dari banjir
·
Ketersediaan
tenaga kerja disekitar lokasi
PENENTUAN LUAS
PERSEMAIAN
Luas areal efektif persemaian
umumnya hanya mencapai 60 % dari luas total areal, sisanya 40 % digunakan untuk
jalan utama, jalan infeksi, kolam penampungan air, saluran drainase dan
bangunan penunjang seperti kantor, gudang media
dan gudang saprodi.
Penentuan luas persemaian sebagai
berikut :
Luas pembibitan = 60 % x jumlah bibit yang diperlukan x 0,01 m2
Contoh perhitungan :
Luas areal persemaian yang
diperlukan untuk areal penanaman 1.500 ha dengan jumlah bibit 2.328.000 dan
jarak tanam 3 x 3 m adalah sebagai berikut :
Luas pembibitan = 100
x 2.328.000 x 0,01 m2
60
= 1,67 x
2.328.000 x 0,01 m2
= 38.800 m 2
= 3.88 ha
Luas yang digunakan untuk jalan, bangunan
lain –lain (40%)
=
40 x 3.88 = 2.59 ha
Jadi luas areal pembibitan yang diperlukan
seluruhnya
=
3,88 + 2,59 = 6,47 ha
SARANA
PRASARANA PERSEMAIAN
1. Penataan Areal Persemaian
Penataan areal persemaian dimaksudkan
agar kegiatan pengelolaan dan produksi bibit dapat dilakukan secara efisien. Sarana
persemaian yang perlu diatur tata letaknya adalah :
§ Bangunan (Pondok Kerja, Gudang, ruang
pencampuran media)
§ Instalasi air
§ Bedeng tabur
§ Areal naungan (Shading area)
§ Areal terbuka (Open area)
§ Jaringan
jalan angkutan dan pemeriksaan serta saluran drainase
- Bangunan
Bangunan yang perlu dibangun adalah
pondok kerja (sebagai tempat pelaksanaan kegiatan administrasi) dan
perlengkapannya; Gudang (peralatan, bahan-bahan dan pupuk); Ruang/Tempat
pencampuran media.
Pondok kerja, Gudang dan Ruang media masing-masing
dengan ukuran minimal 2 x 3 meter terbuat dari tiang kayu, dinding bilik
(anyaman bambu), atap dari asbes, seng, atau genting.
Pondok kerja dapat dibuat semi
permanen dilengkapi dengan peralatan seperti kursi, meja dan rak.
Pondok kerja dan gudang dibangun
bersebelahan agar peralatan dan bahan yang tersimpan dalam gudang lebih
terjaga.
Sedangkan ruang media dibangun
disebelah jalan agar memudahkan dalam proses bongkar muat media sehingga
produksi bibit dapat lebih efisien.
- Instalasi
Air
Instalasi air meliputi jaringan mulai
dari sumber air, pompa, bak penampungan/toren dan jaringan pipa dibuat sesuai
kebutuhan. Pemasangan jaringan pipa dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi
dan efektifitas penyiraman.
Sumber air dapat berasal dari sumur
atau sungai. Pompa air diperlukan untuk
mengalirkan air pada bak penampungan/toren, selanjutnya jaringan dipasang mulai
dari bak penampungan ke seluruh areal persemaian secara merata.
- Bak
Tabur Permanen
Bak tabur permanent dibuat dari semen
atau dinding bata merah. Arah bedeng tabur memanjang dari utara ke selatan agar
mendapatkan sinar matahari secara merata sepanjang pagi sampai sore hari.
Letak bedeng tabur diutamakan pada
tempat yang paling mudah mendapatkan sinar matahari dan bebas naungan karena
penaburan untuk jenis tanaman tertentu memerlukan cahaya matahari penuh untuk
mempercepat proses perkecambahan.
Sedangkan untuk benih ukuran kecil,
penaburan dapat dilakukan menggunakan bak tabur dari plastik.
- Areal
Naungan (Shading area)
Areal naungan dibuat pada bedeng-bedeng
sapih dengan tujuan untuk melindungi semai/sapihan. Bedengan (bedeng sapih)
dibuat dengan ukuran yang seragam untuk memudahkan perhitungan bibit. Ukuran bedengan
5 x 1 meter atau sesuai kebutuhan dan kondisi lahan, dibuat dari bambu yang
berfungsi untuk menahan susunan polybag/bibit agar tidak roboh, dengan jarak
antar bedengan 0,5 m.
Tiang naungan terbuat dari bambu atau
pipa besi (disesuaikan kondisi anggaran) setinggi ± 2,5 meter agar tidak mengganggu
aktifitas pekerja.
Naungan berupa shading
net dengan intensitas cahaya antara 50% - 75%.
- Areal
terbuka (Open Area)
Areal terbuka merupakan bedeng-bedeng
untuk proses pemeliharaan/ pembesaran bibit sebelum didistribusikan. Areal
naungan dapat sekaligus digunakan untuk areal terbuka, dengan terlebih dahulu
membuka shading net.
- Jaringan
jalan dan saluran drainase
Jaringan jalan dibuat untuk
memudahkan proses pengangkutan sarana bahan dan peralatan; proses pemindahan
dan pengangkutan bibit serta pemeliharaan dan pemeriksaan bibit.
Saluran air/drainase dibuat dengan
tujuan untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman atau hujan agar tidak
terjadi genangan air pada bedengan.
KEBUTUHAN BENIH
Cara penghitungan kebutuhan benih adalah sebagai berikut :
Direncanakan :
- Jenis Tanaman = Acacia mangium
- Luas areal penanaman = 1.500 ha
- Jarak Tanam = 3 X 3 m
- Daya kecambah benih = 60 %
- Jumlah benih per kg =
120.000 butir
Jumlah bibit yang diperlukan untuk setiap hektar
- Populasi bibit per ha = 1.110 bibit
- Penyulaman 20 % =
220 bibit
- Persentase kematian persemaian =
167 bibit
- Persentase kematian angkutan =
55 bibit
Total =
1.552 bibit
Jumlah bibit yang diperlukan untuk 1.500 ha
1.552 bibit x 1.500 ha = 2.328.000 bibit
Kebutuhan benih = Jumlah bibit/Jumlah benih per kg x %daya
kecambah
PENABURAN
1.
Bak
Tabur
Terdapat beberapa jenis bak tabur
yang dapat digunakan untuk perkecambahan benih. Bak tabur plastic, kayu atau
bak tabur permanen disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dikecambahkan.
Bak tabur plastic umumnya berukuran 40 cm x 25 cm x 10 cm yang bagian bawahnya
diberi lubang berdiameter 2 mm dengan jarak antar lubang 10 cm. Bak tabur dapat
juga terbuat dari kayu berukuran 80 cm x
100 cm x 15 cm. Ukuran tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Bak tabur diisi media secara merata
dengan ketebalan 5 cm dan bagian permukaannya diratakan dengan lempengan flat
atau papan. Selanjutnya media tabur disiram air menggunakan sprayer sehingga
air yang menimpa media berbentuk butiran halus.
2.
Media
Tabur
Media tabur disiapkan dengan baik dan
agar memenuhi persyaratan secara fisik seperti aerasi baik, mampu menahan air
dan bebas dari hama dan penyakit, sehingga pertumbuhan benih menjadi kecambah
akan optimal.
Media yang umum digunakan untuk
penaburan benih adalah pasir sungai yang dicuci dengan bersih untuk
menghilangkan butiran halus, kemudian dijemur hingga kering dan dicampur
fungisida secara merata. Sterilisasi media tabur sangat penting untuk mencegah
berkembangnya penyakit. Media yang steril selanjutnya diletakan pada bak tabur
dengan ketebalan dua per tiga tinggi bak tabur atau sesuai dengan ukuran dan
perakaran kecambah benih.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
menggunakan media tabur adalah bahwa media tersebut harus dapat mendukung bagi
proses fisiologis perkecambahan benih. Pada tahapan ini, unsur hara masih belum dipertimbangkan.
3.
Teknik
Penaburan
Sebelum penaburan, untuk jenis-jenis
tertentu benih memerlukan perlakuan pendahuluan agar memudahkan dan keseragaman
proses perkecambahan benih. Teknik penaburan benih dapat secara langsung ditanam
pada polybag (untuk benih ukuran besar) atau ditabur pada bedeng tabur untuk
benih berukuran kecil.
Benih selanjutnya ditabur dan
dibenamkan di dalam media tabur tergantung kepada tipe perkecambahannya. Benih
yang memiliki tipe perkecambahan epigeal dengan posisi kotiledon tumbuh
bergerak ke atas, maka benih ditabur pada permukaan media atau 1/3 bagian benih
berada dalam media.
Sedangkan untuk benih tipe
perkecambahan hypogeal, maka benih ditabur di permukaan media kemudian ditutup
dengan media halus setebal 3 - 5 mm. Jarak antar benih berkisar 3 – 5 cm
tergantung ukuran benih.
Bak yang sudah ditabur kemudian
disiram air dengan menggunakan sprayer kemudian ditempatkan dan disusun diruang
perkecambahan (sungkup plastik). Pemeliharaan dilakukan secara rutin dengan
penyiraman setiap pagi dan sore hari sampai benih menjadi semai (umumnya memiliki
3 – 4 daun dan tingginya telah mencapai 3 – 5 cm).
4. Pengamatan daya kecambah
Guna mengetahui viabilitas benih,
maka perlu dilakukan pengamatan daya kecambah pada bak tabur khusus yang berisi
sejumlah benih (misalnya 100 benih). Melalui bak tabur tersebut dapat diamati
berapa banyak benih yang ditabur menghasilkan kecambah normal dan kecambah
abnormal. Pengamatan perkecambahan dimulai pada hari ke-15 sampai hari ke-30.
Kecambah normal adalah kecambah yang
memiliki semua struktur kecambah penting (system perakaran baik, perkembangan
hipokotil baik pertumbuhan plumula sempurna dan memiliki kotiledon). Ukuran
panjang kecambah minimal 2 kali panjang benihnya dan kecambah dalam keadaan
sehat.
PENYAPIHAN
- Media
sapih
Media sapih adalah media yang
digunakan untuk pembesaran semai menjadi bibit siap tanam. Pada prinsipnya
media sapih harus mampu memberikan pertumbuhan yang baik bagi tanaman, oleh
karena itu media harus memenuhi syarat :
·
Ringan,
memiliki bulk density rendah
·
Porositas
udara cukup baik
·
Kemampuan
menahan air cukup baik
·
Penyusutan rendah agar semai tetap stabil
·
Mudah
dibasahi
·
Mudah
diperoleh
·
Steril, bebas hama dan penyakit.
Banyak media
yang dapat digunakan mulai dari top soil, kompos, pupuk kandang, sekam padi,
ampas tebu, jerami, gambut dll. Alternatif
komposisi media sapih yang dapat digunakan adalah :
·
Top
soil : sekam padi : pupuk kandang = 5:3:1
·
Kompos
: top soil = 2:1
·
Gambut
: sekam padi = 3 :1
·
dll
Dari beberapa alternatif yang ada,
campuran media yang biasa digunakan karena mudah diperoleh terdiri dari
campuran tanah, sekam padi dan kompos dengan perbandingan 5:3:1.
Media tanah terlebih dahulu diayak
dengan saringan kawat ukuran 1 mm x 1 mm, untuk memisahkan batu dan kotoran
kasar. Bahan media sapih kemudian dicampur sesuai komposisi yang sudah
ditentukan sampai rata. Sedangkan untuk mencegah tumbuhnya jamur media sapih
dapat dicampur dengan fungisida Dithane M45 dengan dosis 100 gr/m3.
Perlu diperhatikan bahwa komposisi
campuran media sapih tersebut sangat tergantung kepada kondisi bahan yang
umumnya berbeda dimasing-masing lokasi. Campuran media yang baik akan
memberikan ruang yang cukup untuk pertumbuhan akar secara optimal dan media
tetap kompak saat pemindahan/pengangkutan bibit. Oleh karena itu perlu
dilakukan uji coba untuk mendapatkan komposisi campuran media yang baik.
- Pot/kontainer
dan pengisian media
Pot/kontainer adalah wadah semai
dengan medianya. Umumnya digunakan kantong plastik/polybag berwarna hitam
dengan ukuran disesuaikan kebutuhan tanaman (umum digunakan untuk mahoni ukuran
diameter 10 cm tinggi 15 cm). Pot/polybag dibuat berlubang 4-6 lubang untuk
mengalirkan kelebihan air saat penyiraman/hujan yang masuk kedalam polybag.
Media yang telah tercampur diisikan
pada kantong plastik sekitar ¾ bagian. Usahakan pengisian media jangan terlalu
padat atau longgar dan untuk memudahkan, pengisian dilakukan dengan menggunakan
alat bantu dari kaleng atau paralon yang salah satu ujungnya dibuat runcing
untuk memudahkan media masuk kedalam polybag. Polybag yang telah diisi media
selanjutnya disusun pada bedengan di areal naungan.
- Penyapihan
Penyapihan adalah pemindahan semai
dari bak tabur ke pot/polybag/kantong plastik yang berisi media. Penyapihan
dilakukan setelah semai di bak tabur mencapai tinggi kira-kira 5 cm atau
memiliki daun 2-4 helai. Penyapihan dilakukan menggunakan alat terbuat dari
bambo yang salah satu ujungnya berbentuk bulat (untuk pelubang pada media) dan
ujung lainnya berbentuk pipih (untuk menekan media saat penyapihan). Penyapihan
harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada akar dan epikotil
maupun hipokotil. Kerusakan pada struktur tersebut dapat mengakibatkan kecambah
tidak dapat tumbuh (mengurangi keberhasilan bibit).
Kecambah yang terseleksi dicabut dan
dipindahkan kedalam wadah sementara yang diisi air agar kecambah tidak kering
untuk selanjutnya disapih pada wadah sapih diareal persemaian. Apabila
menggunakan bak tabur plastic yang secara mudah dapat dibawa keareal
persemaian, penyapihan dapat dilakukan secara langsung satu persatu dari semai
terpilih di bak tabur ke wadah sapih diareal naungan.
Penyapihan dilakukan pada pagi atau
sore hari di tempat yang teduh untuk menghindari kerusakan kecambah akibat
perubahan suhu udara yang sangat ekstrim.
Penyapihan dilakukan dengan cara
melubangi bagian atas media dengan stik kecil (sebesar pensil) dan harus
diupayakan agar akar tidak patah atau terlipat.
- Pemberian
naungan
Pemberian naungan dibedeng sapih
(shading area) berfungsi supaya bibit tidak stress. Naungan diberikan sampai
bibit siap untuk menerima sinar matahari secara langsung (umumnya berlangsung
selama 2 – 3 minggu atau disesuaikan dengan pertumbuhan bibit).
Shading net juga diperlukan untuk
mempertahankan suhu tanah dan tanaman pada kondisi yang optimum dan untuk
mengurangi resiko pengeringan.
PEMELIHARAAN
- Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari
yaitu pagi (07.00 -09.00) dan sore (15.00 – 17.00). Penyiraman dilakukan sampai media sapih mencapai kapasitas lapang.
Pada kondisi udara sangat kering dapat dilakukan penyiraman lebih dari 2 kali.
- Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti
kecambah yang mati atau kecambah yang tumbuh merana dengan kecambah baru dari
sapihan. Penyulaman dilakukan pada bibit yang tidak tumbuh secara baik sampai
umur 2 bulan. Kecambah untuk penyulaman harus yang sehat dan memenuhi criteria
kecambah normal (batang lurus, berdaun 3 – 4 lembar, tinggi 3 – 4 cm dan
bervigor tegar). Kecambah lama/mati yang akan disulam dicabut terlebih dahulu,
kemudian bekas cabutan pada media sapih dilubangi lagi. Selanjutnya kecambah
baru disulam, dan ditutup dengan media serta sedikit dipadatkan.
- Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terdapat
tumbuhan atau gulma yang tidak diinginkan untuk mengurangi persaingan. Perlu
diingat bahwa media tumbuh bibit terbatas oleh karena itu persaingan dengan
tumbuhan lain harus seminimal mungkin.
- Pemupukan
Untuk memacu pertumbuhan bibit
(akselerasi pertumbuhan optimal), perlu dilakukan pemupukan. Pemupukan dapat
mulai dilakukan 7-10 hari setelah penyapihan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
majemuk NPK yang dicampurkan dengan air dosis 7,5 gram/liter air untuk 1 m2.
Pemupukan dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan sprayer dengan
interval setiap 4 hari sampai pemupukan ke 6. Pemupukan ke 7 sampai ke 10
dengan interval 1 minggu sekali. Setelah pemupukan, hendaknya segera dilakukan
penyiraman agar pupuk yang menempel pada daun tidak menyebabkan kerusakan
bibit.
- Pencegahan
hama dan penyakit
Hama dan penyakit sangat mungkin akan
muncul dipersemaian. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan yang intensif
agar terjadinya serangan hama dan penyakit dapat dideteksi secara awal. Untuk
pencegahan terjadinya serangan hama dan penyakit perlu dijaga agar persemaian
tetap bersih, tidak lembab atau basah. Persemaian yang kotor dan kelembaban
yang tinggi akan memberikan kondisi ideal bagi perkembangan penyakit. Untuk
menghindari serangan jamur dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara
teratur.
Perlu diperhatikan adalah saat kapan
bibit yang terserang hama dan penyakit dikendalikan. Untuk tingkat serangan
yang sedikit dapat dilakukan eradikasi, sedangkan apabila kuantitas serangan
sudah tinggi maka harus diperhatikan ambang batas ekonominya. Perlu dihindari
dalam pengendalian hama dan penyakit bahwa pelaksanaan kegiatan setelah
dihitung secara ekonomi akan merugikan.
- Pengurangan
intensitas naungan
Sesuai dengan sifatnya, pada umur
tertentu (lebih kurang 1 bulan) sapihan dapat dipindahkan ketempat terbuka
(open area), atau dengan cara mengurangi intensitas naungan secara bertahap
agar bibit tidak stres. Stres yang terjadi pada bibit akan berdampak menurunkan
mutu fisik fisiologis, bahkan pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan
kematian.
- Penggeseran
bibit dan pemangkasan akar
Penggeseran bibit harus dilakukan
saat bibit berumur 1,5 – 2 bulan di bedeng sapih (disesuaikan jenis).
Penggeseran perlu dilakukan untuk menghindari akar bibit menembus keluar
polybag yang akan menyulitkan dalam proses pengangkutan dan dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan bibit. Dalam hal terdapat akar yang menembus polybag, maka
perlu dilakukan pemangkasan akar kira-kira 2 minggu sebelum bibit
didistribusikan.
Penggeseran
bibit biasanya dilakukan bersamaan dengan penjarangan polybag. Penjarangan
dimaksudkan agar bibit memperoleh ruang tumbuh dan cahaya yang optimal,
sehingga akan merangsang pertumbuhan tajuk dan memperkokoh batang serta
mempercepat pembentukan kayu pada pangkal batang.
- Bibit
siap tanam
Bibit siap tanam bila telah berukuran
tinggi lebih dari 30 cm dengan diameter pada leher akar lebih dari 3 mm.
Indikator yang perlu diperhatikan sebagai tanda bibit siap tanam adalah bibit
telah menunjukan pangkal batang berkayu. Bibit yang telah mencapai ketinggian
normal masih rentan untuk ditanam apabila pangkal batangnya belum berkayu,
karena akan sulit beradaptasi dengan kondisi tempat tumbuh di lapangan.
Seleksi bibit perlu dilakukan untuk
memisahkan bibit yang baik dari bibit yang tumbuh tidak normal/berpenyakit.
Bibit hasil seleksi merupakan bibit yang baik dan siap untuk dilakukan
pengujian/didistribusikan.
DISTRIBUSI BIBIT
1. Pengemasan bibit
Kemasan bibit sebaiknya menggunakan
kotak kayu atau plastik agar cukup ringan untuk memudahkan pengangkutan. Ukuran
kotak 60 cm x 40 cm dengan tinggi 50 cm(ukuran bibit ± 40 cm) sehingga apabila
kemasan ditumpuk dalam bak truk tidak mengganggu bagian pucuk daun. Bagian
dasar kotak harus rapat sampai tinggi ± 15 cm untuk menahan polybag agar tetap
tegak.
Bibit disusun dalam kotak dengan
posisi ditidurkan/dimiringkan dan setelah penuh selanjutnya kotak/peti
ditegakan. Setiap kemasan peti dapat memuat
70 – 100 batang tergantung ukuran polybag.
2. Pengangkutan bibit
Sebelum dimuat ke atas truk, bibit
dalam kotak perlu disiram terlebih dahulu sampai media basah. Selanjutnya kotak
bibit yang tersusun dalam bak truk ditutup dengan shading net untuk menghindari
kerusakan bibit akibat tiupan angin dan terik matahari selama pengangkutan.
Pengangkutan bibit sebaiknya dilakukan pada sore hingga
pagi hari agar bibit tetap segar sampai
ditempat tujuan.
DOKUMENTASI
BIBIT
Dokumentasi
bibit adalah sistem pencatatan, penyimpanan dan perolehan kembali data mengenai
bibit. Bagi penyedia bibit bermutu (fisik, fisiologis dan genetik), dokumentasi
bibit merupakan hal yang penting karena memuat informasi tentang asal usul,
sejarah/riwayat dari mana bibit berasal dan bagaimana bibit diproduksi serta
tujuan akhir dari bibit tersebut.
Tujuan dokumentasi bibit adalah :
- Sarana
perencanaan pengadaan atau produksi bibit
- Perbaikan peningkatan proses
produksi bibit
- Menghindari kehilangan data yang
disebabkan keterbatasan ingatan manusia
- Informasi
bagi pengguna atau konsumen bibit
- Persyaratan
dalam peredaran atau perdagangan bibit
- Alat pengawasan distribusi bibit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar